Sudah nonton Wall-E? Kalau belum, nonton deh, pasti suka. Bukan mau latah atau ikut2an kalau saya mengatakan terkesan dengan film ini, tapi menurut saya Wall-E adalah film animasi terbaik yang pernah saya tonton. Setidaknya dari segi cerita. Bahkan Ratatouille yang dikenal paling banyak pengagumnya bagi saya masih kalah menarik dibanding Wall-E.
Jawabannya karena sstttt… jangan mual ya! Hehehe… Jawabannya karena cinta. Ya, cinta. Menurut saya film ini sarat akan makna cinta. Ketika Wall-E mengerahkan seluruh usahanya demi memegang tangan Eve atau ketika Eve menepis segala halangan demi mengejar Wall-E, saya melihat begitu besar kekuatan cinta yang ada.
CINTA (sounds beautiful, he?)
Saya merasa begitu tenang saat melihat Sky tidur di sebelah saya ketika saya sakit. Saya tidak perlu takut sendirian di sana. Karena cintanya pada saya (halah! hihihi but i do honey, i love you too) dia rela tidur beralaskan kasur tipis demi menemani saya yang tak berdaya di rumah sakit . Air mata haru pun pernah bergulir ketika menemukan ayah dan ibu begitu khawatir menunggu saya yang belum sampai di rumah karena mogok angkot waktu masih sekolah dulu. Mereka, orang tua, cemas karena cinta kepada anaknya (terima kasih ma, pa, i love both of you).
Kebahagiaan juga merasuk ke dalam hati ketika ternyata uluran tangan kecil saya bisa membantu seorang nenek buta yang kesulitan menyebrang jalan. Dan ah, kucing-kucing liar di sekitar rumah pun seperti menatap saya dengan penuh cinta karena saya suka memberi mereka makanan. Hahaha! GR memang, karena bisa jadi (atau malah pasti ya? hehehe) tatapan mereka itu adalah tatapan harap agar diberi makanan lagi. Tapi saya lebih suka mengartikan itu cinta. Setidaknya saya merasa seperti memiliki arti spesial bagi mereka: kedatangan saya selalu ditunggu. Gubraks! Hihihi
Bagaimanapun cinta selalu membuat hati saya tersentuh. Cinta bisa membuka mata bahwa ada dia, kalian, mereka selain aku, kita, kami. Memoles karat keterbatasan jadi mengkilap hingga tidak lagi berupa kungkungan yang harus disembunyikan. Menepikan rasa masa bodoh dan kata tidak mungkin. Saling genggam demi melangkah bersama dirasa jauh lebih penting dibanding dengan kesendirian. Damai.
Bayangkanlah bagaimana indahnya hidup ini jika banyak cinta di sekeliling kita. Tidak perlu menjauhi atau merasa dijauhi oleh cinta. Toh cinta tidak melulu harus antara kekasih dan pasangannya. Cinta juga ada di antara anak dan orang tua, kakak dan adik, teman dan sahabat, bahkan orang tak dikenal sekalipun.
Hahaha maaf kalau saya ngelantur. Saya memang naif -atau mungkin bodoh- jika sudah bicara tentang cinta. Tapi boleh kan kalau saya berharap agar cinta jangan pernah meninggalkan saya? Karena saya butuh cinta. Karena saya akan memberikan cinta saya.
Gambar di ambil dari sini